Jumat, 02 Januari 2009

Yang tercepat di Dunia

Sebuah perusahaan besar di bidang industri sedang membuka lowongan pekerjaan. Perusahaan tersebut sedang naik daun. Untuk itulah mereka menambah jumlah karyawan agar produksi yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Ribuan orang memasukkan lamaran kerja ke perusahaan itu. Setelah melalui tahap seleksi yang cukup ketat, tersaringlah tiga orang. Mereka dipanggil untuk menghadapi tes wawancara.

Tes wawancara kali ini berbeda dri biasanya. Ketiga kandidat karyawan tersebut diwawancarai secara bersamaan dan dengan pertanyan yang sama. Jawaban mereka bertiga sangat memuaskan bagian personalia. Akan tetapi perusahaan tersebut hanya akan menerima satu orang karyawan saja. Tentu satu karyawan ini kualitasnya menyamai ribuan orang yang melamar kerja di perusahaan itu.

“Baik saudara – saudara, ini pertanyaan terakhir dari saya. Siapa diantara anda yang menjawab dengan baik, maka dialah yang akan diterima di perusahaan ini. Kalian siap?”

Ketiga kandidat ini serentak menyatakan kesiapanya. Karena memang, mereka dijanjikangaji dan tunjangan yang besar,

“Baiklah. Pertanyaan saya sederhana saja. Apa yang paling cepat di duniua?”

serentak ketiga calon karyawan ini terbengong – bengong. Karena pertanyaan yang diajukan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan atau dunia perusahaan.

“Apa kalian bisa menjawabnya?” Tanya HRD, memastikan.

“Ya, kami siap!” ujar mereka

“Silahkan, siapa dulu yang akan menjawab?”

pelamar pertama mengancungkan tangan dadan langsung disilahkan oleh HRD.

“Yang paling cepat didunia ini adalah cahaya.”

“Apa alasan anda mengatakan cahaya yang paling tercepat di dunia?”

“Lho, memang yang tercepat di dunia itu cahaya apa lagi kalau bukan cahaya. Bahkan ada istilah kecepatan cahaya. Iya kan?”

HRD memanggut – manggut. Di dlaam hati ia membenarkan jawaban calon karyawan yang pertama. Akan tetapi ia ingin membenarkan jawaban dari dua calon karyawan yang masih tersisa.

“Bagaimana menurut anda?” Tanya HRD kepada calon yang kedua.

“Kalau menurut saya, yang paling cepat di dunia adalah pikiran.”

“Alasan anda?”

“Ya sudah jelas pikiranlah yang paling cepat dibandingkan dengan cahaya sekalipun. Karena oprang mengistilahkan kecepatan cahaya tentu dari hasil pemikiran terlebih dahulu. Tanpa dipikirkan sahulu, nmaka tidak akan ada istilah kecepatan cahaya.”

Tercenganng HRD itu. Memang benar jawaban si calon yang kedua ini. Tetapi ia tidak ingin mengambil kesimpulan terlebih dulu, mengingta masih ada satu orang lagi yang belum menjawab pertanyaannya.

“Baik, sekarang giliran terakhir, anda!” HRD menyilakan calon yang ketiga.

“Menurut saya, ada satu hal yang melebihi kecepatan cahaya dan pikiran.”

“Apa itu?” HRD merasa penasaran/

“Diare.”

Demi mendengar jawaban orang yang ketiga ini, kedua calon karyawan termasuk HRD tertawa terpingkal – pingkal. Mereka menertawakan jawaban yang diberikan oleh calon pekerja yang ketiga.

“Anda jangan tertawa dulu, saya belum menjelaskan alasan saya meimilih jawaban itu.”

“Baiklah. Sekarang, coba jelaskan kepada kami” ujar HRD sembari tetap tertawa.

“Tadi dikatakan bahwa pikiran lebih cepat ketimbang kecepatan cahaya. Karena istilah kecepatan cahaya tidak akan ada jika tidak ada hasil pemikiran yang brilian. Tahukah anda, bahwa pekerjaan cahaya merupakan buah pikiran dihasilkan dalam waktu yang lama? Tetapi, kalau anda sedang diare, maka anda tidak perlu berfikir lama – lama. Karena didalam benak benak anda pasti sudah terbayang harus kemana anda pergi dan apa yang harus dilakukan.

Penjelasan calon karyawan yang ketiga ini membungkam kedua calon karyawan dan HRD yang sedang tertawa. Di dalam hati mereka membenarkan jawaban calon yang ketiga.

Setelah beberapa hari, dipanggillah calon pekerja yang ketiga. Dialah yang diterima sebagai karyawan di perusahaan itu. Bahkan ia menempati posisi yang banyak diidamkan oleh setiap orang. Posisi dengan gaji yang tinggi untuk pekerja pemula.
posted by Remaja Masa Kini at 04.04  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home